- Back to Home »
- Asuhan Keperawatan »
- Contoh Asuhan Keperawatan untuk Pasien Fugue Disosiatif
Posted by : Unknown
Sabtu, 19 Oktober 2013
Bagi pembaca HealtHidayah yang berprofesi seorang perawat atau mungkin sedang menempuh pendidikan untuk menjadi seorang perawat. Ini adalah contoh asuhan keperawatan untuk pasien yang mengalami fugue disosiatif.
Untuk mendownload versi PDF atau Ms. Word silahkan klik kata PDF atau Ms. Word ini. Semoga Bermanfaat!
A. KASUS
Ny. A berumur 62
tahun ditemukan berkeluyuran di kuil terkenal di kota Kerala. Ia sudah
meninggalkan rumah beberapa hari yang lalu dan sekarang ia ingin pulang ke
rumah. Akhirnya ia kembali kerumah setelah memberi tahukan alamat rumah dan
nomor telefonnya kepada polisi. Saat sampai dirumah dia kembali menjalani
aktivitas rutinnya tetapi ia tidak mampu mengingat orang – orang (tetangga ,
pramuniaga) dan kejadian yang terjadi di minggu - minggu sebelumnya. Dia
bingung kemana ia pergi dan apa yang ia lakukan saat meninggalkan rumah, tetapi
ia mampu memberikan bukti bahwa dia bepergian dengan menggunakan kereta ke kuil
dimana ia menghabiskan masa kecilnya. Keluarga Ny.A tidak mengerti mengapa Ny.A
kehilangan memorinya sehingga keluarga membawanya ke dokter saraf.
Dari wawancara,
Ny.A memiliki riwayat kecelakaan karena jatuh dari boncengan motor 6 minggu
yang lalu dan masuk rumah sakit. Dari kecelakaan tersebut pasien tidak
mengalami kehilangan kesadaran, pusing, penglihatan kabur atau muntah. Lalu dia
di evaluasi di rumah sakit untuk kemungkinan adanya post traumatik. Hasil
pemeriksaan neurologis dan CT Scan menyatakan tidak ada yang abnormal. Pada
kontrol selanjutnya skor mini mental state examination adalah 27. Akhirnya di
diagnosis pseudo dementia. Setelah dilakukan
evaluasi didapatkan hasil pasien mengalami tekanan emosional, tidak ditemukan
halusinasi atau delusi. Pasien bercerita bahwa dia stress karena berdebat
dengan suaminya. Suaminya terlalu mengkritik berlebihan tentang dirinya, dimana
kritikan itu sering diberikan padanya. Akhirnya dia melarikan diri dari rumah.
Dia bercerita bahwa dia tidak merencanakan perjalanannya. Hanya secara insting
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
B. PENGKAJIAN
Nama : Ny.A
Umur : 62 tahun
Diagnosis : pseudo dementia
Data obyektif :
·
Pergi dari rumah
·
Lupa dengan beberapa orang dan peristiwa
beberapa minggu yang lalu
·
Hasil pemeriksaan neurologis dan CT Scan
menyatakan tidak ada yang abnormal skor mini mental state examination adalah 27
Data subyektif :
·
Lupa dengan beberapa orang dan peristiwa
beberapa minggu yang lalu
·
Mampu memberikan bukti bahwa dia
bepergian dengan menggunakan kereta
·
Dari wawancara : riwayat kecelakaan
jatuh dari boncengan motor 6 minggu yang lalu, masuk rumah sakit
·
Kecelakaan tersebut pasien tidak
mengalami kehilangan kesadaran, pusing, penglihatan kabur atau muntah
·
Mengalami tekanan emosional, tidak
ditemukan halusinasi atau delusi
·
Bercerita bahwa dia stress karena
berdebat dengan suaminya, dikritik secara terus-menerus
·
Bercerita bahwa dia tidak merencanakan
perjalanannya
·
Secara insting berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya
C. RENCANA KEPERAWATAN
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Wandering
(keluyuran)
Definisi
:
Bepergian
tanpa arah dan tujuan secara berulang-ulang yang dapat menyakiti individu.
Related
factor :
·
Gangguan kognitif (disorientasi,
kesulitan mengingat dan memory)
·
Emosional (depresi)
·
Stimulus yang berlebihan dari
lingkungan
·
Berlangsung sepanjang hari
Data
objektif :
Seorang
wanita berumur 62 tahun ditemukan berkeluyuran
tidak
mampu mengingat orang-orang (tetangga , pramuniaga) dan kejadian yang terjadi
di minggu-minggu sebelumnya.
Data subyektif :
Pasien
bercerita bahwa dia stress karena berdebat dengan suaminya. Dia bercerita
bahwa dia tidak merencanakan perjalanannya. Hanya secara insting berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya.
|
1.
Safe Wandering
Definisi : Aman, diterima secara sosial tanpa
terlihat bahwa pasien mengalami gangguan kognitif.
Indikator
:
·
Pasien mampu berpindah tanpa
melukai diri (1-5)
·
Pasien mampu menunjukkan
aktivitas yang mempunyai tujuan (1-5)
·
Pasien menginginkan untuk pulang
ke rumah (1-5)
1.
2.
Acute confusion level
Definition: Parahnya gangguan pada kesadaran dan
kognisi yang berkembang pada periode waktu yang singkat.
Indikator :
·
Pasien tidak mengalami
disorientasi tempat (1-5)
·
Pasien tidak mengalami
disorientasi orang (1-5)
·
Pasien mengalami penurunan
gangguang memori (1-5)
2.
3.
Memory
Definition :
Kemampuan untuk mengembalikan fungsi kognitif dan
melaporkan informasi yang disimpan sebelumnya.
Indikator :
·
Mengingat informasi yang dekat
secara akurat (1-5)
·
Mengingat informasi yang baru
saja secara akurat (1-5)
·
Mengingat informasi informasi
yang lalu secara akurat (1-5)
|
1.
Reality
Orientation
Definisi:
mengenalkan/ meningkatkan kesadaran pasien mengenai identitas personal, waktu
dan lingkungan
Aktivitas:
·
Menggunakan pendekatan yang
konsisten ketika berinteraksi dengan pasien
·
Menginformasikan pasien mengenai
orang, tempat dan waktu sesuai kebutuhan
·
Mencegah pasien frustasi dengan
memberi pertanyaan yang berhubungan dengan orientasi yang tidak mampu
terjawab
·
Menyediakan lingkungan fisik yang
tetap dan merencanakan rutinitas harian
·
Dekati pasien dengan perlahan dan
dari depan
·
Menggunakan pendekatan yang
tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien
·
Bicara dengan pelan , jelas dan
sesuai volume pada pasien
2.
Medication
Management
Definisi: Facilitation of safe and effective use
of prescription and over the counter drugs
Aktivitas:
·
Menentukan obat yang dibutuhkan
dan mengatur sesuai protokol
·
Monitor keefektivan modalitas
pengobatan
·
Monitor kepatuhan pasien terhadap regimen
pengobatan
3.
Family
Involvement Promotion
Definisi:
Memfasilitasi partisipasi keluarga dalam pelayanan emosional dan fisik pasien
Aktivitas:
·
Identifikasi bersama anggota
keluarga mengenai kesulitan koping pasien
·
Informasikan pada anggota
keluarga mengenai faktor- faktor yang dapat meningkatkan kondisi pasien
·
Mendorong anggota keluarga untuk
menjaga atau mempertahankan hubungan keluarga dengan baik
|
2.
|
Stress
berlebihan
Definisi :
Kelebihan jimlah dan tipe dari tuntutan yang
memerlukan aksi
DO : -
DS:
·
Dia stress karena sering berdebat
dengan suaminya, Suaminya terlalu mengkritik berlebihan tentang dirinya
·
Dia bingung kemana ia pergi dan apa yang ia lakukan saat meninggalkan
rumah
·
Dia bercerita bahwa dia tidak
merencanakan perjalanannya. Hanya secara insting berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya.
a. Batasan
karakteristik :
·
Melaporkan peningkatan situasi
stress :
Dia
stress karena sering berdebat dengan suaminya, Suaminya terlalu mengkritik
berlebihan tentang dirinya
·
Melaporkan peningkatan perasaan
dari ketidaksadaran :
Dia
bingung kemana ia pergi dan apa yang
ia lakukan saat meninggalkan rumah, selain itu ia bercerita bahwa ia tidak
merencanakan perjalanannya. Hanya secara insting berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya.
Factor yang berhubungan :
a. Peningkatan
stressor yaitu dengan ditunjukkan dengan adanya kekerasan dlam keluarga
pasien : Dia stress karena sering berdebat dengan suaminya, Suaminya terlalu
mengkritik berlebihan tentang dirinya
b. Stressor
yang berulang-ulang : Suaminya terlalu mengkritik berlebihan tentang dirinya,
dimana kritikan itu sering diberikan padanya
|
1. Anxiety self control
Definition: Aksi pribadi untuk menghilangkan
ataupun mereduksi perasaan ketakutan terhadap apa yang akan terjadi, tekanan,
dan atau rasa gelisah dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi.
Indikator :
·
Mampu menghilangkan penyebab
kecemasan
·
Mampu merencanakan strategi
koping untuk situasi penuh tekanan
·
Mampu menggunakan strategi koping
yang efektif
·
Mampu menggunakan teknik
relaksasi untuk menurunkan kecemasan
·
Mampu mengontrol respon cemas
2. Comfort status: psychospiritual
Definition: Ketenangan spiritual berhubungan
dengan konsep diri, pemuasan kebutuhan emosional, sumber insoirasi, dan makna
dan tujuan hidup.
Indikator:
·
Kecemasan tidak ada
·
Stress tidak ada
3.
Coping
Definition: Aksi pribadi untuk memanage stressor
yang membebani sumber individu.
Indikator :
·
Melaporkan penurunan stress
·
Mampu menghindari situasi yang
penuh tekanan/stress
·
Melaporkan peningkatan kenyamanan
psikologis
4.
Family
coping
Definition: Aksi keluarga untuk memanage stressor
yang membebani sumber daya keluarga.
Indikators:
·
Mampu menggunakan strategi untuk
mengatasi konflik keluarga
·
Mampu menggunakan dukungan sistem
keluarga yang tersedia
5.
Stress
level
Definition: Keparahan dari manifestasi fisik atau
tekanan mental akibat dari faktor-faktor yang mengubah keseimbangan yang ada.
Indikator:
·
Penurunan disosiasi
|
1.
Behavior
management
Definisi : membantu pasien untuk
mengontrol perilakunya
Aktivitas
:
·
Yakinkan pasien untuk bertanggung
jawab atas perilakunya
·
Gunakan suara yang lembut dan
kecil saat berbicara
·
Hindari untuk berdebat dengan
pasien
·
Tetapkan jadwal rutin untuk
pasien
2.
Coping
enhancement
Definisi
: mendampingi pasien untuk menyesuaikan diri dengan stressor, perubahan, dan
ancaman yang diterima yang mengganggu dirinya untuk mencapai kebutuhan dan
peran dalam hidup
Aktivitas
:
·
Gunakan pendekatan yang tenang
dan dapat menentramkan hati pasien
·
Sediakan informasi tentang
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
·
Dorong pasien untuk membentuk
harapan yang realistis sebagai cara untuk mengatasi perasaan putus asa
·
Tanya mengenai persepsi pasien
terhadap situasi yang membuat stress
·
Tahan pasien untuk membuat
keputusan saat berada dalam stress yang berat.
·
Tanya kepada pasien, sebelumnya
bagaimana cara ia mengatasi masalah hidupnya.
·
Dorong keluarga untuk ikut
terlibat
|